IKHLAS
- ismiaqsyari
- Sep 18, 2015
- 2 min read
Ide pokok: Mohon maaf lahir dan batin
Tema: Bagaimana jika kejahatan dibalas dengan keikhlasan
Judul: Ikhlas
Dibawah terik matahari, Ahmad lari kesana kemari mencari pertolongan untuk istrinya yang ingin melahirkan. Siang itu menjadi cobaan yang paling berat selama hidupnya. Istri Ahmad, Ayu, sedang hamil tua dan ingin melahirkan anak pertamanya, namun daritadi ia mencari pertolongan, tidak ada satupun orang yang perduli karna sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Ahmad bingung kemana lagi ia harus mencari bantuan agar bisa sampai ke rumah sakit. Dengan keringat yang bercucuran di pelipisnya, dan rintihan istrinya yang membuat ia semakin bingung harus apa.
Ditengah kegelisahannya, tiba-tiba Ahmad melihat supir taksi yang sedang memarkirkan mobilnya dipinggir jalan. Ahmad pun meninggalkan istrinya beberapa meter tak jauh dari taksi, dan ia menghampiri supir taksi tersebut dengan tergesa-gesa.
Ahmad mengutarakan niatnya untuk meminta tolong pada supir taksi tersebut. Ia hanya berkata lewat kaca jendela mobil yang dibuka supir taksi. Namun lagi-lagi bukan rejeki Ahmad. Supir taksi itu menolaknya dengan alasan yang dibuat-buat. Ia seperti tidak memiliki rasa kemanusiaan saat melihat Ahmad dengan wajah gelisah sambil menunjuk arah istrinya yang masih meringis kesakitin sambil memegang perut besarnya. Supir taksi itu hanya melirik spion nya untuk melihat istri Ahmad yang berada tak jauh dari mobilnya, dan berkata bahwa ia tidak bisa mengantarkan istri Ahmad. Ia sedang beristirahat, karena hari ini begitu melelahkan di jalan. Penuh dengan keramaian dan hingar bingar lalu lintas. Ditambah lagi terik matahari yang sangat panas, ia mengatakan tidak ingin melakukan tarikan sejenak. Bahkan ia menyuruh Ahmad untuk mencari taksi atau kendaraan lain untuk membawa istrinya.
Supir taksi itupun mengabaikan Ahmad, walaupun Ahmad telah meminta tolong dengan sangat merendah. Akhirnya Ahmad menyerah, ia kembali pada istrinya, dan lagi, supir taksi itu hanya melihat mereka yang sedang dalam keadaan sulit lewat kaca spion kecilnya. Ia tidak melihat bahwa ada penantian yang begitu besar dari Ahmad dan istrinya agar ia bisa menolong mereka. Ahmad dan istrinya pun berlalu dari kaca spionnya, ia tidak perduli bagaimana kondisi istri Ahmad yang semakin melemah, ia juga tidak perduli mereka mau mencari pertolongan ke mana lagi untuk membawa istri Ahmad kerumah sakit.
2 Tahun berlalu, hal yang tidak disangka datang. Seperti refleksi perbuatan supir taksi pada Ahmad dahulu. Saat hari penuh kemenangan datang, Ahmad dan istrinya melaksanakan solat ied di salah satu masjid besar di kota nya. Ahmad dan istrinya hanya melaksanakan solat ied berdua. Usai solat, Ahmad dan istrinya hendak pulang. Namun dikerumunan jamaah, istri Ahmad melihat seorang ibu yang sedang meringis kesakitan sambil memegang perutnya yang sudah besar, ibu itu ingin melahirkan. Tahu persis bagaimana sakitnya saat ingin melahirkan membuat istri Ahmad tak tega dengan ibu itu. Akhirnya ia dan Ahmad memutuskan untuk membawa ibu itu kerumah sakit terdekat. Dan kemudian ibu itu melahirkan dengan selamat. Suster pun menghubungi nomor suami ibu itu lewat ponsel yang ia temukan di dalam tasnya.
Tak lama suami dari ibu itu datang, Ahmad dan istrinya masih menunggu di koridor. Dan ternyata suami dari ibu yang ditolong Ahmad dan istrinya adalah supir taksi yang dulu sempat menolaknya mentah-mentah untuk membawa istri Ahmad kerumah sakit. Dengan tanpa alasan lagi, supir taksi itu menangis dan memeluk Ahmad. Ia mengucap banyak-banyak terima kasih pada Ahmad dan meminta maaf di Hari yang suci itu, atas semua yang pernah ia lakukan dulu.
コメント